• Welcome Message

    Perfect mouse for your gaming equipment

Followers

Recent Posts

honestly, gw bukan tipe orang yg ga bs nrima kritik.
walaupun, yah namanya respon ngadepin kritik kan macem2, tergantung sikon gw saat itu jg.

kalo lg seneng, ya gw nyantai aja. Tp kalo hati lg g enak, y bisa marah2, tp gw bukan tipe orang yg suka marah2 sih, paling marahnya gw itu ngediemin orang :D.

so, gw benci banget sm orang yg ngritik, tp ngomongnya di belakang. Ga di depan gw. Kalo niatnya emang baik, maksudnya, kalo emang mau ngasih masukan a.k.a constructive critique, knapa ga ngomong di depan gw aja langsung?

ya tp di depan gw itu maksudnya ga di depan umum sampe diketawain orang banyak gitu,, itu juga bukan ngasih masukan namanya, tapi nyela -___-.

the point is, please jangan suka ngomongin orang di belakang, atau kalau istilah jawanya rasan2, tanpa konfirmasi ke orang bersangkutan. Nyakitin tahu nggak?

Ngomongin orang, rasan2, di dalam Islam itu namanya ghibah, dan perbuatan ini diharamkan oleh Allah Subhanallahu wa Ta'ala.

Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang .” (QS. Hujuraat: 12)

“Tahukah kalian apakah gibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Beliau bersabda, “Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia membencinya”. Seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika apa yang saya katakan itu benar ada pada saudaraku itu”. Beliau bersabda, “Jika apa yang engkau katakan itu benar ada padanya maka sungguh engkau telah menggibahinya namun jika tidak demikian maka sungguh engkau telah berdusta tentangnya”. [HR. Muslim dalam Shohih -nya (4/2001)]

Dengan demikian maka gibah adalah haram, baik sedikit maupun banyak. Dari A’isyah -radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Wahai Rasulullah, cukuplah Shofiyyah itu begini dan begitu -salah satu perawi berkata, “Maksud A’isyah bahwa shofiyyah itu pendek badannya”-, maka nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

“Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kata yang seandainya dicelupkan ke dalam air laut, niscaya akan mengubah warnanya” [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (13/151)]

Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaliy-hafizhahullah- berkata, “Dapat mengubah rasa dan aroma air laut, disebabkan betapa busuk dan kotornya perbutan ghibah. Hal ini menunjukkan suatu peringatan keras dari perbuatan tersebut.” [Lihat Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin (3/25)]

Maka, patutkah kita melanggar apa yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya? Semoga Allah senantiasa menjaga lisan kita agar tidak mengucapkan sesuatu melainkan kebaikan.


--me, the word-painter

Diposting oleh Admin Kamis, 05 November 2009

0 komentar

Posting Komentar